I cried enough tears to see my own
reflection in them
And it was clear
I can’t deny, i really miss him
Jika kau berani jatuh cinta,
maka jangan pernah berfikir untuk tak ingin mengenal sakit hati. Ya, aku tau
benar kalimat ini. Kalimat yang “dulu” selalu saja diucap logika yang
membuatnya berdebat alot dengan hatiku. Dan kini, aku menangis, ia menang ,,
LAGI!
Kau tau aku, aku tau kau tau
bernar bagaimana aku, kau mengerti betapa berlebihanya aku, kau bisa membaca
setiap sikap ku, kau benar-benar pasti mengerti bagaimana hambarnya hatiku saat
ini. Tak bisa kah kau mengatur dosisnya seperti “dulu” kau mengatur perasaan ku
agar dapat menumbuhkan cinta padamu perlahan tanpa membuat ku terkejut ataupun
terhanyut. Kali ini ku akui, perubahanmu membuatku terkejut dan hanyut dalam
kebimbangan, takut, ragu, bagaimana ujung cerita KITA.
Aku merindukan mu, kasih ku, aku
merindukanmu. Bagaimana air mata ini menyampaikan padamu aku benar-benar
merindukanmu.
To think that I was Wrong
I guess you don’t know what you got ‘til
it’s gone
Pain is just consequence of love
I’m sayin’ sorry for the sake of us
Kau takkan tau seberapa berarti
sesuatu sebelum kau kehilangannya. Ya, bagian ini tak perlu kau ucap lagi.
Waktu KITA yang aku sia-siakan dengan pertengkaran. Sekarang sesal itu mencaci
maki hati ku, menyeru logika dan mengoyak habis warasku. Sakit memang mengingat
bagaimana aku-dulu-terlalu-sempurna menyakiti hatimu, dan kini “maaf” untuk
selalu mengacaukan sampan kita, membuat kau selalu tertatih dalam mendayung nya
sementara aku asik melubanginya disetiap sisi.
He wasn’t
my everything ‘til we were nothing
Ant it’s taking me alot to say
But now, that he’s gone, my heart is missing
something
So it’s time i push my pride away
‘cause you are
You are
You are my everything
Kau tau, setiap saat sebelum
perpisahan itu, perasaan bimbang ini menghantuiku, namun kau yakinkan aku
“tidak akan ada yang berubah setelah kepergianmu”. Ku tepis kuat semua keraguanku pada hati mu,
aku percaya, apa yang lebih berarti melebihi peraya ku pada saat itu.
Sebulan sudah
aku mengadu hati. Kau ingat sebelum kau pergi, aku berjanji diujung perpisahan
ini aku dengan bangga memperlihatkan sempurnanya hati ku padamu yang ku tata
rapi sehingga kau dapat memilikinya lagi tanpa harus terus ku lukai selayaknya
waktu kita yang berlalu. 28 hari yang kau beri menyadarkan ku bagaimana
bodohnya aku di 8 bulan kita, bagaimana gilanya aku saat menyakitimu adalah
hobi ku, bagaimana angkuhnya aku saat memaksakan inginku adalah kebanggaan ku,
bagaimana egoisnya aku saat tak memikirkan kesibukan mu adalah kesenanganku,,
aku menangis, semua kenangan gila itu membebani hati ku, menamparku dengan
sempurna untuk sadar aku harus mencintaimu dengan cara yang benar. 28 hari
tanpa hadirmu memaksa logika ku mengalah bahwa aku harus benar-benar mengurusi
lubang yang kubuat dihati mu, menata hati agar lebih peduli pada mu, menahan
keegoisanku agar mampu mendampingi tanpa terus melukaimu, memantaskan diriku
untuk dapat kau halalkan dengan bangga didepan semua orang tanpa perlu
menyimpan luka dibalik matamu. Satu yang harus kau tau, aku berjuang keras
untuk itu
kini, kau kembali, kau tau betapa aku merindukan ujung dari perpisahan kita, saat-saat terbaik bagi ku menunjukan hati ku yang-sedikit-mulai-sempurna untuk bertukar dengan hati mu lagi, kau hempas aku dengan begitu tiba-tiba. Tak bisa kah kau menerima dulu kerinduan ku? tak bisa kah kau lihat dulu bagaimana hati ku yang ku tata untuk mu? Tak bisa kah kau memberiku ruang untuk melepas rindu itu padamu? Ingin rasanya aku berteriak menantangmu, membanding keputusan mu, namun isak itu menyadarkan ku, dengan semua luka yang ku hantamkan padamu waktu itu, pantasskah aku menantangmu saat ini, menentang ingin mu yang sejujurnya adalah sesuatu yang benar . tapi hati ku? bagaimana? Bukan ini ujung yang aku inginkan, astagah rindu ku mengamuk luar biasa.
kini, kau kembali, kau tau betapa aku merindukan ujung dari perpisahan kita, saat-saat terbaik bagi ku menunjukan hati ku yang-sedikit-mulai-sempurna untuk bertukar dengan hati mu lagi, kau hempas aku dengan begitu tiba-tiba. Tak bisa kah kau menerima dulu kerinduan ku? tak bisa kah kau lihat dulu bagaimana hati ku yang ku tata untuk mu? Tak bisa kah kau memberiku ruang untuk melepas rindu itu padamu? Ingin rasanya aku berteriak menantangmu, membanding keputusan mu, namun isak itu menyadarkan ku, dengan semua luka yang ku hantamkan padamu waktu itu, pantasskah aku menantangmu saat ini, menentang ingin mu yang sejujurnya adalah sesuatu yang benar . tapi hati ku? bagaimana? Bukan ini ujung yang aku inginkan, astagah rindu ku mengamuk luar biasa.
cause you are
You are
You are my everything
Selayaknya karma, kini ia
berbalik padaku, dulu perhatian, lemah lembutnya, kecintaanya ku perlakukan
dengan tidak wajar.
cause you are
You are
You are my everything
Dengan
semua cinta yang sempat terlontar kala itu, ku mohon dengan kehinaan ku,
perlakukan aku dengan baik, jaga hati ku, hingga aku benar-benar sanggup
menjalani semua inginmu, agar kelak KITA dapat mencapai ujung yang sempurna
dengan ridha-Nya, kau menyanding ku dengan bangga dihadapan kedua orang tua ku,
dihadapan semua orang bahwa aku halal untuk mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar