Minggu, 05 Januari 2014

Mitos seputar Musik Panting


Punya Daya Tarik Bila Diberi Azimat
Dentingan “Panting”, keprakan “Babun”, sayatan biola, tiupan suling, dan pukulan gong yang dimainkan bersamaan, menjadi sebuah harmonisasi musik yang sangat nikmat untuk didengarkan. Irama melayunya tanpa sadar membuat badan bergoyang.
Menurut kepercayaan masyarakat pembuat “Panting”, “Panting” akan mempunyai daya tarik yang hebat apabila ia diberi azimat. Karena itu, pada masa lalu, pembuat “Panting” selalu memasukkan sesuatu ke dalam perut “Panting” sebelum “Panting” diselesaikan.
Azimat-azimat tersebut antara lain tambang lirang, yaitu semacam guna-guna. Menurut kepercayaan para pembuat “Panting”, Tambang Lirang dapat membuat penggemar dan penonton jadi tergila-gila terhadap musik “Panting”. Sehingga, mereka selalu ingin menontong pertunjukan musik “Panting”. Tambang Lirang menumbuhkan kerinduan penonton terhadap bunyi yang didengarnya sangat merdu.
Azimat lainnya adalah Bunga Kenanga. Dalam hal ini, bunga kenanga dimaksudkan agar penonton menyukai musik “Panting” dan merasa rindu dendam manakala tidak mendengar “Panting” di sentil orang.
Selain itu, ada pula Sumbaga yang bertujuan agar penonton terpesona terhadap gelaran bunyi “Panting”, serta tulisan tertentu yang bertujuan agar penonton terpukau mendengar bunyi “Panting”.
Di kalangan Pemantingan dikenal pula adanya datu-datu pemelihara “Panting”. Menurut kepercayaan, datu itu biasa memberikan bobot bunyi yang sangat merdu. Beberapa datu yang paling dikenal adalah Datu Lampai, Datu Bangkala, Datu Kalambahai, Datu Kundarai, Datu Ujung, dan Datu Lampai Sari yang merupakan satu-satunya datu perempuan.
Di masa dulu, jika “Panting” mau dimainkan di tengah banyak orang, terlebih dahulu di panggil datu-datu tersebut dengan cara membakar kemenyan dan meletakkan “Panting” di atas asap kemenyan tersebut.
Dalam hal bentuk, “Panting” mempunyai perbedaan-perbedaan. Karena adanya perbedaan tersebut, maka muncullah nama-nama “Panting”. Beberapa nama yang sempat diinventarisir adalah Lalai Gajah, Putri Kurung, Putri Manjanguk, Mayang Bungkus atau Mayang Marakai, Sari Dewi, dan Si Runtuh Palatar.
Di antara sekian jenis tersebut, yang paling banyak digunakan adalah Lalai Gajah dan Putri Kurung. Sementara yang paling jarang adalah Mayang Marakai. Sebab, ada yang mengasumsikan bahwa apabila menggunakan “Panting” jenis tersebut, maka grup pemain bisa rakai atau terpecah belah.
Tapi terlepas dari unsur magis tersebut, alunan atau harmonisasi musik “Panting” memang enak untuk didengarkan dan dinikmati. (ril/*)
Salah Satu Lirik Lagu Musik Panting
“Lamunnya kada bisa manyanyi-akan, batakunai dulu lawan nang bisa…he…he…”
Alahai Sayang
Cipt. NN
Itam itam maritam buahnya manis 2x
Hitam-hitam buahnya manis
Mulai bakambang luruh sakaki 2x

Ahai….alahai sayang 2x
Biar hirang lamunnya ‘ku pandang manis 2x
Sakali ‘ku pandang cucuk di hati 2x
Ahai…..alahai sayang 2x
Itam itam tampuknya tampuk palawi 2x
Batanglah kamuning luruh kambangnya 2x
Ahai…..alahai sayang 2x
Biar hirang panggawi tapi panggawi 2x
Awak putih kuning apa gunanya 2x
Ahai…..alahai sayang 2x
Anak lalat ya guring, guring bagantung 2x
anak-anak warik manyanyiakan 2x
Ahai…..alahai sayang 2x
Kada harat rupanya lamun bauntung 2x
Kalakuan baik lagi baiman 2x
Ahai…..alahai sayang 2x
Hura ahui ahui ahui hura ahui 2x
Banih ditambat daunnya cundai ala sayang 2x
Banih di tabing tangkainya karing 2x
Banih angkat ka dalam kindai 2x
Ambillah panting kita banyanyi 2x
Hura ahui ahui ahui hura ahui 2x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar