Rabu, 17 Desember 2014

Sepenggal Dialog dengan -Sabar-

"Sabar itu tidak pernah ada batasnya, karna kalau berbatas, bukan sabar namanya, tapi emosi yang tertahan mengatas namakan sabar"

Jujur, aku masi belum mengerti,, defenisi sabar mu pun masi belum dapat tercerna oleh otak sederhana ku..

"Bagaimana bisa kau begitu sabar menghadapi kenakalan ku?"

"Bagaimana kau bisa begitu sabar menemani semua kekacauan ku?"

"Bagaimana bisa kau begitu sabar selalu mengimbangi setiap tekanan yang ku perbuat pada sampan kita?"

"Bagaimana bisa kau begitu sabar menunggui setiap beban masalalu ku mengubur diri?"

"Bagaimana bisa kau begitu sabar mempositifkan setiap kenegativan yang selalu saja merajai firasat lipatan pemikiran ku?"

"Bagaimana kau bisa begitu sabar tetap berada du samping ku, selalu di tempat yang sama, memperbaiki setiap keretakan yang ku perbuat pada kata kita?"

"Bagaimana bisa?"

Sabar,,
Apapun itu, bagaimana pun bentuk mu, serupa apapun defenisi mu,, aku bermohon, jangan pernah berfikir untuk hengkang dari hatinya, aku masih membutuhkan mu untuk tetap bersarang dengan dosis yang sama disetiap sekat hatinya,, hingga nanti aku biaa memperbaiki segala permasalahan ku terkait dengan mu,, hingga nanti aku membutuhkan mu dengan dosis yang lebih sedikit,, hingga nanti aku pun pantas memiliki mu untuk menyeimbanginya..

Sabar,,
Tetaplah selalu bersamanya,,
Hingga aku tak mampu lagi menyakitinya,
Karna tanpa mu, semua yang keterlaluan indah ini begitu rapuh, begitu mudah hilang, begitu mudah berakhir dengan begitu menyebalkan..

Sabar,,
Mohon untuk tetap bersamanya,,
Hingga nanti sampan kami benar-benar kokoh

"Jangan lah engkau berubah,, dalam menyayangi dan memahami ku"

For that one who show me the sunshine,, thankyou" ツ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar